Ki Bagus Hadikusumo baru-baru ini telah diangkat menjadi pahlawan
nasional yang sebelumnya “hanya” menjadi pahlawan perintis kemerdekaan
Indonesia. Ki Bagus Hadikusumo lahir di Yogyakarta, 24 November 1890. Beliau dilahirkan di kampung Kauman dengan nama R. Hidayat pada 11 Rabi'ul
Akhir 1308 H (24 November 1890). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima
bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama
Islam di Kraton Yogyakarta. Beliau mendapat pendidikan sekolah rakyat (kini SD) dan pendidikan agama di
pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Kemahirannya dalam sastra Jawa,
Melayu,
dan Belanda didapat dari
seorang yang bernama Ngabehi Sasrasoeganda, dan Ki Bagus juga belajar bahasa
Inggris dari seorang tokoh Ahmadiyah yang bernama Mirza Wali Ahmad
Baig. Selanjutnya Ki
Bagus pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majelis Tarjih,
anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), dan Ketua PP Muhammadiyah
(1942-1953). Beliau sempat pula aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul. Pada tahun 1937, Ki Bagus diajak oleh
Mas Mansoer
untuk menjadi Wakil Ketua PP Muhammadiyah.
Pada tahun 1942, ketika KH Mas Mansur dipaksa Jepang untuk menjadi
ketua Putera
(Pusat Tenaga Rakyat), Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum yang
ditinggalkannya. Posisi ini dijabat hingga tahun 1953. Ki Bagus aktif membuat
karya tulis, antara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq
Pemimpin. Karya-karya beliau yang lain yaitu Risalah Katresnan Djati (1935), Poestaka
Hadi (1936), Poestaka Islam (1940), Poestaka Ichsan (1941),
dan Poestaka Iman (1954).
Rabu, 11 November 2015
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 comments :
Posting Komentar