Selasa, 07 Februari 2012

Mahasiswa FKIK UMY Juara di Thailand Berkat Kulit Udang

Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memanfaatkan kulit udang, cangkang kepiting dan  kerang untuk membuat obat penyembuh luka, baik luka terbuka maupun luka bakar. Cangkang dan kulit yang biasanya dibuang setelah daging binatang itu dikonsumsi ternyata mengandung chitosan yang efektif menyembuhkan luka.

Berkat limbah kulit udang dan cangkang kerang serta kepiting itu, Barii Hafidh Pramono dan Rizqi Afrian, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjadi juara pertama dalam The 1st International Student Conference di Thailand. Kegiatan bertema "Innovations for Harmonious Living in a Borderless Society" itu diselenggarakan oleh Khon Kaen University, Thailand pada 23-25 Januari 2012.

"Biasanya kepiting dan udang hanya dimanfaatkan dagingnya saja, sementara cangkangnya dibuang, padahal cangkang kepiting, udang, maupun kulit kerang mengandung zat yang disebut chitosan, yang mampu mempercepat penyembuhan luka," kata Barii, Senin, 6 Februari 2012.

Dua mahasiswa angkatan 2006 itu berhasil menyingkirkan peserta dari delapan negara lain yaitu Thailand, Cina, Swedia, Laos, Jepang, Inggris, Kamboja, serta Vietnam.

Penelitiannya tentang pemanfaatan kulit kerang (chitosan) untuk obat luka bakar termasuk unik karena memanfaatkan limbah untuk dijadikan obat. Barii menemukan fakta bahwa salep dengan kandungan chitosan mampu menyembuhkan luka dengan waktu lebih cepat dibanding dengan salep tanpa chitosan. Salep chitosan juga menghasilkan penyembuhan yang kuat karena mampu menebalkan kolagen sehingga kulit tidak mudah iritasi.

Dengan chitosan, luka lebih cepat sembuh karena proses epitelisasi dan kolagenisasi lebih cepat serta menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi. "Selain efektif menyembuhkan luka, cangkang binatang itu mudah ditemukan dan murah," kata Rizki Arfian.

Sumber : Tempo

0 comments :

Posting Komentar