Jembatan Aspirasi Mahasiswa dan
Dekanat
Yogyakarta,
16/03/2015. Banyaknya
permasalahan dan isu-isu yang beredar dikalangan mahasiswa pendidikan dokter baik
yang bersifat akademis dan non-akademis menginisiasi divisi Advokasi Mahasiswa
Himpunan Pendidikan Dokter (HMPD) SEMAKU untuk mengadakan Sarasehan Bareng
Dekanat atau yang biasa dikenal dengan Sardek yang bertujuan untuk menjembatani
penyampaian aspirasi, kritik, maupun saran dari mahasiswa kepada dekanat pendidikan dokter dan jajarannya secara
langsung.
Sardek merupakan program kerja tahunan divisi Advokasi
Mahasiswa (Advom). Pada tahun ini, sardek diadakan pada hari Senin, 16 Maret 2015
dengan tema “Speak Up ! Because We’re worth To
Be Listened”. Kegiatan
ini dihadiri oleh 16 dekanat, dosen dan staff, seluruh kosema, perwakilan
Kegiatan Mahasiswa Jurusan (KMJ), dan perwakilan dari 4 angkatan. Permasalahan
yang diangkat pada sardek tahun ini meliputi kurikulum baru angkatan 2014,
seputar modul dan praktikum, tutorial dan yudisium angkatan 2011. Permasalahan
yang diangkat berasal dari mahasiswa yang disampaikan kepada divisi advom baik
melalui kosema maupun email. Permasalahan-permasalahan yang terkumpul tersebut
diolah dan dibuat questioner yang kemudian dibagikan kepada setiap angkatan
melalui tutorial. Hasil dari questioner tersebut merupakan fakta yang diajukan
kepada dekanat pendidikan dokter.
Selain permasalahan-permasalahan yang diangkat diatas,
terdapat beberapa pertanyaan yang secara spontan dilontarkan oleh mahasiswa
perwakilan angkatan maupun KMJ terkait hasil dari visitasi akreditasi Pendidikan
Dokter yang telah dilaksanakan sejak bulan Desember 2014. Hasil yang seharusnya
keluar pada bulan Februari 2015 tersebut masih menjadi misteri. Mahasiswa
khususnya angkatan 2011 bertanya-tanya tentang hal tersebut. Hal yang berkaitan
dengan masa depan dan nasib ijasah mereka ke depan.
“Untuk akreditasi masih akan dirapatkan
di dikti (profesor – profesor). Ada
beberapa PTN
yang
keberatan jika kita menjadi A, sehingga yang seharusnya bulan Februari diumumkan,
menjadi terhambat.
Semoga kita bisa menjadi A.” dr. Alfaina selaku Kepala Prodi
Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
0 comments :
Posting Komentar