Kamis, 12 November 2015

Gizi, Tantangan SDGs di Indonesia


Pentingnya perhitungan gizi seimbang.
Sumber: rspondokindah.co.id

Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target yang ditujukan agar negara-negara di seluruh dunia mempunyai visi pembangunan berkelanjutan yang sama. SDGs  merupakan pembaharuan dari program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama dan akan berakhir pada tahun 2015 ini.
Sustainable Development Goals

Isu-isu yang diangkat SDGs adalah pembangunan berkelanjutan atau sustainable development seperti penghapusan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan kota yang berkelanjutan, perang melawan perubahan iklim, dan perlindungan laut dan kemaritiman.
Meski pertumbuhan ekonomi terus terjadi, kasus seperti stunting masih menjadi permasalahan besar untuk sebagian besar negara di dunia. Gizi kurang masih menjadi permasalahan besar kesehatan masyarakat di abad ke-21 ini. Data WHO mencatat bahwa terdapat 162 juta balita penderita stunting di seluruh dunia, dimana 56% berasal dari Asia. Indonesia bahkan termasuk dalam lima besar negara dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia-Afrika. Padahal gizi merupakan factor yang sangat peting untuk kemajuan suatu Negara, karena gizi yang kurang akan menyebabkan potensi sumber daya juga akan selamanya kurang.
Balita stunting
Sumber: google.com
Gizi buruk dan gizi lebih harus dilihat sebagai tantangan pembangunan. Tantangan ini tidak hanya dihadapi oleh negara rentan, namun juga negara berkembang dan bahkan maju. Kita tengah menghadapi perubahan besar-besaran dalam populasi dunia. Pada tahun 2050 penduduk dunia diestimasi akan mencapai 8-11 milyar, yang akan menyebabkan kebutuhan pangan yang jauh meningkat, padahal perubahan iklim telah memberikan dampak pengurangan jumlah hasil panen. Ini akan menjadi sebuah tantangan besar untuk ketahanan pangan, nutrisi, dan kesehatan, terutama untuk kelompok rentan.
Di samping itu, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik juga menyebabkan gizi buruk sering terjadi. Masyarakat masih menganggap makanan yang bergizi baik adalah makanan yang mahal, sedangkan tingkat penghasilan masyrakat sendiri tidak memadai untuk mendapatkan  makanan tersebut. Padahal dalam kenyataannya, makanan bergizi baik itu sangat mudah ditemukan dengan harga yang terjangkau. Maka dari ini pengetahuan masyarakat tenang makanan yang bergizi baik itu perlu ditingkatkan. Agar masalah ini tidak terus berkelanjutan.
Sebenarnya pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki status gizi masyarakat Indonesia salah satunya dengan Peraturan Presiden no. 42 /2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Kebijakan ini menekankan konsep mengenai betapa pentingnya 1000 hari pertama kehidupan bagi seseorang. 
Agenda Pembangunan Pasca-2015, atau SDGs, mendorong negara-negara dan pelaku pembangunan lainnya untuk menghadapi tantangan dengan ambisius, dan tidak menjalankan business-as-usual. Ambisi itu pula yang harus dimiliki dalam menghadapi isu nutrisi, jantung dari pembangunan yang berkelanjutan.

    

0 comments :

Posting Komentar